Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak (IPDSA) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran sejak tahun 2002,
telah menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis anak combined degree (PPCD) sebagaimana telah diwajibkan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia yang bertujuan mencetak lulusan yang mempunyai kompetensi profesi dokter spesialis anak dan magister sains (academic-professional competence). Seiring dengan berjalannya waktu, pelaksanaan PPCD ternyata ditemukan beberapa kendala yang berkaitan dengan biaya dan kebutuhan Kemenkes akan tenaga spesialis untuk ditempatkan di daerah yang membutuhkan Tugas Belajar (tubel), oleh karena itu sejak tahun 2013 PPCD menjadi pilihan (tidak wajib).
Dengan keluarnya peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 49 tahun 2014 yang menyebutkan bahwa lulusan Sp I setara dengan S2, sejak itu Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK UNPAD) tidak menerima lagi mahasiswa Combined Degree. Panduan penyelenggaraan pendidikan telah diterbitkan pada tahun 2006, 2010, 2015 dan di revisi tahun 2021 dengan mengacu kepada Panduan Kurikulum 2007 dan 2018 Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.
Beberapa tahun terakhir telah terjadi berbagai perubahan dalam pendidikan kedokteran sebagai jawaban terhadap masalah yang muncul dari empat ranah/domain utama yaitu:
- Pasien sebagai konsumen
- Masyarakat umum
- Praktik kedokteran
- Mahasiswa kedokteran
Masalah-masalah tersebut diakibatkan oleh berbagai perubahan yang menyangkut:
- Harapan pasien
- Pelayanan kesehatan
- Perkembangan ilmu kedokteran
- Beban kerja dokter
- Kebutuhan mahasiswa kedokteran.
Dengan perkembangan dalam dunia teknologi informasi, pasien mempunyai akses yang lebih mudah untuk menerima informasi mengenai masalah kesehatan, sehingga lebih memahami berbagai aspek kesehatan, termasuk mengetahui sehat dan sakit, mengetahui akan berbagai pilihan dalam pelayanan kesehatan. Pada saat ini bukan zamannya lagi memperlakukan pasien sebagai objek pasif dari suatu opini pelayanan kesehatan. Dokter harus mengubah pola pelayanannya ke arah pendekatan terhadap kebutuhan pasien (patient-oriented approach). Selain itu, dalam masyarakat yang lebih terbuka, bukannya tidak mungkin akan didapat kesulitan dalam membina hubungan dokter dengan pasien yang berasal dari etnik atau bangsa lain, sehingga dokter masa yang akan datang harus peka terhadap nilai dan budaya yang dianut pasien, dengan demikian dapat memenuhi harapan kultural mereka.
Masyarakat umum saat ini mengharapkan pelayanan kesehatan yang lebih terbuka, dapat dipertanggungjawabkan, dan menitikberatkan efisiensi dalam pengobatan. Dokter di masa depan dituntut untuk memahami sistem pelayanan kesehatan yang berlaku dan bekerja dengan mengedepankan aspek efisiensi.
Dari sudut pandang profesi, pelayanan kesehatan saat ini mulai berubah ke arah pendekatan pelayanan yang multiprofesi, dengan demikian batas-batas profesi menjadi tidak kaku. Oleh karenanya, kemampuan untuk bekerja di dalam suatu tim menjadi suatu keharusan yang harus dicapai lulusan pendidikan kedokteran.
Secara tradisional, pendidikan kedokteran dimulai dari pengajaran mengenai ilmu dasar dan diakhiri dengan ilmu klinik, dengan hanya sedikit integrasi diantara keduanya. Perkembangan merupakan bagian intrinsik di bidang kedokteran. Pengetahuan berkembang begitu pesat dalam 50 tahun terakhir ini, berbagai keterampilan baru menggantikan yang lama dalam praktik kedokteran.
Perkembangan yang begitu hebat dari semua cabang ilmu kedokteran, baik ilmu dasar maupun klinis, dapat mengakibatkan padatnya dan berlebihnya materi pengajaran (curriculum overload). Dengan demikian, diperlukan seleksi materi yang akan menjadi materi kurikulum inti (core material) dan materi pilihan mahasiswa (student selected curriculum).
Ketersediaan tenaga dokter dan beban kerjanya akan memengaruhi keberhasilan pendidikan, seorang dokter dengan beban kerja yang berat di luar tugasnya sebagai pengajar akan menyebabkan dokter tersebut sulit memusatkan perhatiannya dalam memberikan pengajaran. Sebaliknya, seorang dokter yunior, mungkin kurang berpengalaman dalam menyampaikan materi kurikulum. Tidak jarang suatu pusat pendidikan kurang berhasil dalam mempersiapkan lulusannya untuk menghadapi berbagai masalah yang akan dihadapi sebagai seorang profesional di masyarakat akibat kurang tersedianya tenaga pengajar yang baik.
Pada saat ini mahasiswa kedokteran/peserta didik menuntut kualitas pendidikan yang lebih baik dari para pengajarnya dan sistem administrasi pusat pendidikan tersebut. Jumlah peserta didik meningkat dengan latar belakang kultur, pencapaian nilai akademik, dan etnik yang sangat beragam, sehingga memungkinkan timbulnya kesulitan dalam pembelajaran. Sebagai contoh antara lain mengenai keterampilan berkomunikasi dan melakukan pemeriksaan jasmani.
Beberapa laporan yang disampaikan oleh beberapa badan terkemuka, salah satunya seperti yang disampaikan oleh The General Professional Education of Physician (GPEP) yang dipublikasikan oleh The Association of American Medical College (AAMC), berisi himbauan agar dokter yang dihasilkan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang seharusnya dimiliki seorang dokter. Laporan tersebut juga mengkritisi curriculum overload akibat terlalu banyaknya informasi faktual yang mengharuskan peserta didik lebih mengedepankan aspek mengingat (memorize) dibandingkan dengan aspek praktis. Berbagai laporan tersebut menjadi awal terbentuknya kurikulum baru yang disebut sebagai outcome based/competency based curriculum (kurikulum pendidikan kedokteran berbasis kompetensi, KPKBK). Saat ini pendidikan kedokteran di seluruh dunia telah banyak yang mengadopsi kurikulum tersebut. Implementasi KPKBK tersebut pada pendidikan dokter spesialis anak di Indonesia, sangat relevan dengan tujuan pendidikan dan Undang-undang Praktik Kedokteran dengan segala peraturan turunannya.
Berbagai perubahan di atas mengharuskan suatu institusi pendidikan, dalam hal ini, Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, untuk selalu memperbaharui kurikulum pendidikannya dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah yang dipersyaratkan oleh Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia.
Sejak diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
mulai Januari 2014, maka terdapat perubahan dalam sistem rujukan sehingga kasus-kasus yang datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Hasan Sadikin Bandung merupakan kasus-kasus layanan tersier. Akibatnya kasus-kasus untuk pembelajaran peserta didik Spesialis I menjadi berkurang, oleh karena itu pembelajaran kasus-kasus di RS Jejaring ditingkatkan dengan harapan lebih terpapar dengan kasus-kasus sesuai kompetensinya.
Tentang Kami
Program Studi Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan Anak.
Visi & Misi
Struktur Organisasi
Staff Pengajar
SK Akreditasi
Kompetensi Lulusan
Kurikulum
Visi
Menjadi pusat pendidikan ilmu kesehatan anak yang terkemuka secara Nasional dengan keunggulan di bidang penelitian, pendidikan dan pelayanan.
Misi
- Menyelenggarakan penelitian dan pendidikan yang terintegrasi serta berorientasi pada keunggulan di bidang IKA.
- Menjamin produk penelitian dan pendidikan unggul untuk kemaslahatan anak dan daya saing bangsa.
- Meningkatkan kolaborasi dan sinergi potensi bangsa di bidang IKA.
- Meningkatkan kualitas & kompetensi staf pendidik serta tenaga pendidik yang berorientasi pada keunggulan di bidang IKA.
Tujuan
- Pusat unggulan penelitian, pendidikan dan pelayanan IKA yang diakui secara Nasional dan Regional.
- Keterlibatan Institusi Anak dalam kepemimpinan akademik dan profesional di tingkat Nasional dan Regional.
- Produk penelitian yang digunakan untuk kemaslahatan anak di Indonesia dan secara regional.
- Meningkatkan kualitas staf IKA dan tenaga pendidik dalam mendukung keunggulan di bidang IKA.
Struktur Organisasi
Ketua Program Studi :
Dr. Dzulfikar Djalil Lukmanul Hakim, dr., SpA(K),MKes,MMRS
Anggota :
- Rd. Reni Ghrahani, dr.,SpA(K),M.Kes
- Mia Milanti Dewi, dr.,SpA(K),M.Kes
- Riyadi, dr.,SpA(K),M.Kes
- Fina Meilyana., dr.,SpA(K),M.Kes
Koordinator Penelitian :
Dr. Sri Endah Rahayuningsih, dr.,SpA(K)
Sekretariat :
- Deddy Supriadi, AmD
- Ina Maryana, SE
Akreditasi
Berdasarkan Keputusan LAM-PTKes 1088/LAM-PTKes/Akr/Spe/XII/2022
SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK UNIVERSITAS PADJADJARAN, BANDUNG.
Terakreditasi Unggul
Sertifikat akreditasi berlaku sampai dengan tanggal 28 Desember 2027
Peserta didik PPDS-1 Ilmu Kesehatan Anak dapat menjalani semua yang dipersyaratkan di dalam kurikulum pendidikan dengan baik, diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen berikut ini.
A. Struktur mata kuliah
- Materi Dasar Umum (MDU)
- Materi Dasar Khusus (MDK)
- Materi Keahlian Umum (MKU)
- Materi Keahlian Khusus (MKK)
B. Materi pembelajaran
- Materi Penerapan Keprofesian (MPK)
- Materi Penerapan Akademik (MPA)
Struktur Mata Kuliah
Materi Dasar Umum (MDU)
Berisi dasar materi ilmu, tidak terbatas pada bidang kedokteran, yang diperlukan untuk menjadi calon penggagas dan peneliti, terdiri atas:
- Filsafat ilmu
- Etika profesi
- Metodologi penelitian
- Biostatistika dan komputer statistika
Materi Dasar Khusus (MDK)
Berisi dasar pengetahuan keahlian dalam bidang kedokteran selain Ilmu Kesehatan Anak yang dapat membantu pencapaian kualitas akademik, dan pada gilirannya kemudian, membantu pencapaian kualitas keprofesian yang tinggi, terdiri atas:
- Biologi molekular
- Farmakologi Klinik
- Epidemiologi, Epidemiologi Klinik, dan Kedokteran Berbasis Bukti (KBB)
- Administrasi Kesehatan dan Rekam Medis
Materi Keahlian Umum (MKU)
Berisi materi pengajaran yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak agar mampu memecahkan permasalahan kesehatan anak secara ilmiah. Terdiri atas:
- Genetika Kedokteran
- Tumbuh kembang (Growth and Development/Pediatri Sosial)
- Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak
Materi Keahlian Khusus (MKK)
Merupakan materi pengajaran keahlian yang meliputi semua subdisiplin dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak, yaitu:
- Alergi-imunologi
- Endokrinologi
- Emergensi dan Rawat Intensif Anak
- Gastro-hepatologi
- Hematologi dan onkologi
- Infeksi dan Penyakit Tropik
- Kardiologi
- Nefrologi
- Neonatologi
- Neurologi
- Nutrisi dan Penyakit Metabolik
- Respirologi
- Tumbuh kembang-pediatri sosial
- Prosedur medik-pediatri.
Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak ( 8 Semester )
Tahap |
Semester |
Materi Pembelajaran |
Bobot SKS |
Kualifikasi |
– |
MDU, MDK. MKU |
7 |
Yunior |
1 – 3 |
MKK |
40 |
MPK 1 |
|||
MPA-1 |
|||
Madya |
4 – 6 |
MPK 2 |
53 |
MPA-2 |
|||
|
|
Poliklinik Anak |
|
Senior |
7 – 8 |
PICU |
20 |
NICU |
|||
RS Jejaring |
|||
Total Bobot SKS |
120 |
Materi dan Tahap Pembelajaran serta Bobot SKS Materi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak ( 7 Semester )
Tahap |
Semester |
Materi Pembelajaran |
Bobot SKS |
Kualifikasi |
– |
MDU, MDK. MKU |
6 |
Yunior |
1 – 2 |
MKK |
36 |
MPK 1 |
|||
MPA-1 |
|||
Madya |
3 – 5 |
MPK 2 |
39 |
MPA-2 |
|||
Senior |
6 -7 |
PICU |
32 |
NICU |
|||
Poliklinik Anak |
|||
RS Jejaring |
|||
Total Bobot SKS |
113 |
Fasilitas
Gedung Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Anak Lantai III / RS. Dr. Hasan Sadikin Jl. Pasteur No. 38 , Bandung.
Ingin Bergabung bersama Kami?
Hubungi Kami
Gedung Departemen/KSM Ilmu Kesehatan Anak Lantai III / RS. Dr. Hasan Sadikin Jl. Pasteur No. 38 , Bandung.
P: (022) 2035957 & (022) 2034426
E: timppds.ika.unpad@gmail.com
Kenapa Memilih Kami?
Tenaga pengajar merupakan lulusan S3 dari perguruan tinggi luar negeri dan dalam negeri yang sudah berpengalaman untuk riset dan publikasi di jurnal internasional; penuh komitmen serta dukungan hibah dosen pembimbing mempermudah mahasiswa untuk melaksanakan riset tesis dan lulus tepat waktu.
Daftar
Kepakaran Dosen
No |
Nama |
Divisi |
1. |
Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr.,SpA(K).,MKes |
Staf Divisi Alergi – Imunologi |
2. |
Dr. Rd. Reni Ghrahani, dr.,SpA(K),M.Kes |
Ka. Divisi Alergi – Imunologi |
3. |
Gartika Sapartini, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Alergi – Imunologi |
4. |
Novina, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Endokrinologi |
5. |
Faisal, dr.,SpA,M.Kes |
Staf Divisi Endokrinologi |
6. |
Dr. Dadang Hudaya S, dr.,SpA(K).,MKes |
Ka. Divisi ERIA (Emergensi dan Rawat Intensif Anak) |
7. |
Dr. Dzulfikar DLH, dr.,SpA(K).,MKes, MMRS |
Staf Divisi ERIA (Emergensi dan Rawat Intensif Anak) |
8. |
Stanza Uga Peryoga, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi ERIA (Emergensi dan Rawat Intensif Anak) |
9. |
Fina Meilyana, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi ERIA (Emergensi dan Rawat Intensif Anak) |
10. |
Prof. Dr. Dwi Prasetyo, dr.,SpA(K).,MKes. |
Ka. Divisi Gastro-Hepatologi |
11. |
Dr. Ina Rosalina, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Gastro-Hepatologi |
12. |
Yudith Setiati Ermaya, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Gastro-Hepatologi |
13. |
Prof. Dr. Ponpon S. Idjradinata, dr.,Sp.A(K) |
Staf Divisi Hemato-Onkologi |
14. |
Dr. Harry Raspati Achmad, dr.,SpA(K).,MARS |
Staf Divisi Hemato-Onkologi |
15. |
Dr. Lelani Reniarti, dr.,SpA(K).,MKes |
Staf Divisi Hematologi-Onkologi |
16. |
Dr. Susi Susanah, dr.,Sp.A(K).,MKes |
Staf Divisi Hematologi-Onkologi |
17. |
Nur Suryawan,dr.,SpA(K),M.Kes |
Ka. Divisi Hemato-Onkologi |
18. |
Nur Melani Sari, dr.,SpA,M.Kes |
Staf Divisi Hematologi-Onkologi |
19. |
Prof. Azhali MS, dr.,SpA(K) |
Staf Divisi Infeksi & Penyakit Tropis |
20. |
Prof. Herry Garna, dr.,SpA(K).,PhD |
Staf Divisi Infeksi & Penyakit Tropis |
21. |
Prof. Alex Chairulfatah, dr.,SpA(K) |
Staf Divisi Infeksi & Penyakit Tropis |
22. |
Dr. Djatnika Setiabudi, dr.,SpA(K).,MCTM.(Trop.Ped) |
Ka. Staf Divisi Infeksi & Penyakit Tropis |
23. |
Dr. Anggraini Alam, dr.,SpA(K) |
Staf Divisi Infeksi & Penyakit Tropis |
24. |
Riyadi, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Infeksi & Penyakit Tropis |
25. |
Dr. Sri Endah Rahayuningsih, dr.,SpA(K) |
Ka. Divisi Kardiologi |
26. |
Rahmat Budi Kuswiyanto, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Kardiologi |
27. |
Putria A Rayani, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Kardiologi |
28. |
Prof. Dr. Nanan Sekarwana, dr.,SpA(K).,MARS |
Staf Divisi Nefrologi |
29. |
Prof. Dr. Dedi Rachmadi Sambas, dr.,SpA(K).,MKes |
Staf Divisi Nefrologi |
30. |
Prof. Dr. Dany Hilmanto, dr.,SpA(K) |
Ka. Divisi Nefrologi |
31. |
Dr. Ahmedz Widiasta, dr.,SpA(K), M.Kes |
Staf Divisi Nefrologi |
32. |
Rini Rosanti, dr.,SpA,M.Kes |
Staf Divisi Nefrologi |
33. |
Prof. Dr. Abdurachman Sukadi, dr.,SpA(K) |
Staf Divisi Neonatologi |
34. |
Aris Primadi, dr.,SpA(K) |
Staf Divisi Neonatologi |
35. |
Dr. Tetty Yuniati, dr.,SpA(K).,MKes |
Ka. Divisi Neonatologi |
36. |
Dr. Fiva Aprillia Kadi,dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Neonatologi |
37. |
Devatri Hudayari, dr.,SpA |
Staf Divisi Neonatologi |
38. |
Filla Reviani Suryaningrat, dr.,SpA |
Staf Divisi Neonatologi |
39. |
Dr. Nelly Amalia Risan, dr.,SpA(K) |
Staf Divisi Neurologi |
40. |
Purboyo Solek, dr.,SpA(K) |
Ka. Divisi Neurologi |
41. |
Dewi Hawani Adiwar, dr.,SpA(K) |
Staf Divisi Neurologi |
42. |
Mia Milanti Dewi, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Neurologi |
43. |
Prof. Dr. Dida A. Gurnida, dr.,SpA(K)., M.Kes |
Ka. Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik |
44. |
Julistio TB Djais, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik |
45. |
Tisnasari Hafsah, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik |
46. |
Viramitha Kusnandi, dr.,SpA,M.Kes |
Staf Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik |
47. |
Prof. Cissy Rachiana S.P., dr., SpA(K), MSc., PhD |
Staf Divisi Respirologi |
48. |
Prof. Dr. Heda Melinda N, dr.,SpA(K).,MKes |
Ka. Divisi Respirologi |
49. |
Sri Sudarwati, dr.,SpA(K) |
Staf Divisi Respirologi |
50. |
Diah Asri Wulandari, dr.,SpA(K) |
Staf Divisi Respirologi |
51. |
Muhammad Akbar Tirtosudiro, dr.,SpA,M.Kes |
Staf Divisi Respirologi |
52. |
Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr.,Sp.A(K).,MM |
Staf Divisi TK-Pediatri Sosial |
53. |
Dr. Eddy Fadlyana, dr.,SpA(K).,MKes |
Ka. Divisi TK-Pediatri Sosial |
54. |
Prof. Dr. Meita Dhamayanti, dr.,SpA(K).,M.Kes |
Staf Divisi TK-Pediatri Sosial |
55. |
Rodman Tarigan S, dr.,SpA(K),M.Kes |
Staf Divisi TK-Pediatri Sosial |