[humas.fk@unpad,ac,id]
Orasi Ilmiah
Prof Dr. Yudi Mulyana Hidayat, dr., SpOG(K)-Onk, DMAS.
Dekan Fakultas Kedokteran Unpad
“Academic Health System”
Solusi Penanganan Kanker pada Perempuan di Jawa Barat
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Yudi Mulyana Hidayat, dr., Sp.OG(K), menjelaskan, konsep Sistem Kesehatan Akademis (Academic Health System/AHS) yang dikembangkan Unpad bisa menjadi solusi dalam penanganan kanker pada perempuan di Jawa Barat maupun Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Prof. Yudi saat membacakan orasi ilmiah berjudul “Inovasi Penanggulangan Kanker pada Perempuan dengan Kerangka Sistem Kesehatan Akademis (Academic Health System)” berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Obstretri dan Ginekologi pada Fakultas Kedokteran Unpad. Orasi ilmiah tersebut dibacakan pada upacara pengukuhan yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Rabu (30/3/2022).
Prof. Yudi menjelaskan, angka prevalensi kanker pada perempuan di Indonesia masih sangat tinggi. Namun, kondisi tersebut tidak diimbangi dengan pelayanan kesehatan yang optimal. Hal ini berdampak pada rendahnya angka harapan hidup penderita kanker. Di Jawa Barat, sebaran tempat pelayanan berkualitas untuk kanker perempuan masih belum optimal.
Pusat rujukan utama kanker ginekologi di Jawa Barat masih RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Di luar RSHS, jumlah konsultan kanker ginekologi di Jawa Barat baru ada 12 orang. “Kondisi seperti ini tentu membuat pelayanan tidak optimal yang dibuktikan oleh panjangnya daftar antrian untuk pelayanan operasi, radiasi, ataupun kemoterapi,” ujarnya. Untuk itu, konsep Academic Health System menjadi strategi yang dapat dicanangkan untuk menunjang pelayanan yang optimal serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas kanker ginekologi, khususnya di Jawa Barat.
Dekan FK Unpad tersebut memaparkan, Academic Health System merupakan konsep yang mengintegrasikan pendidikan dan pelayanan kesehatan melalui kerja sama peningkatan layanan kesehatan. Konsep ini didorong untuk mengembangkan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif di layanan primer, sekunder, dan tersier. Dalam implementasinya, Academic Health System tidak hanya dikembangkan oleh FK Unpad.
Fakultas lain yang masuk ke dalam rumpun kesehatan di Unpad turut berperan dalam pengembangan layanan terintegrasi ini. Kerja sama dilakukan dengan para pemangku kebijakan di bidang kesehatan, organisasi profesi kesehatan, serta berbagai fasilitas kesehatan di Jawa Barat.
Melalui program ini, pelayanan dan pendidikan kanker ginekologi dapat dikembangkan ke rumah sakit lainnya. Saat ini, pengembangan sudah dilakukan kepada tujuh rumah regional di Jawa Barat dengan fokus utama pada daerah yang memiliki angka kejadian kanker yang tinggi. Kerja sama juga dilakukan dengan lembaga penjamin biaya kesehatan sehingga masyarakat bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang lebih mudah dan terjangkau.
Implementasi lainnya adalah distribusi staf dan peserta didik dari FK Unpad ke rumah sakit di wilayah AHS, pelatihan tenaga kesehatan untuk rumah sakit regional dan rumah sakit jejaring, pengembangan teledukasi dan tele-training, hingga pendampingan pengembangan RS regional dan jejaring. “strategi membangun jejaring pelayanan kanker ginekologi di Jawa Barat dengan konsep AHS adalah salah satu upaya yang bisa menurunkan morbiditas dan mortalitas kanker ginekologi,” jelasnya.*
Silakan mencantumkan tautan/membuat hyperlink https://www.unpad.ac.id/2022/03/academic-health-system-solusi-penanganan-kanker-pada-perempuan-di-jawa-barat/ mengutip unpad@ac.id [dadan triawan arief maulana]
PRof.Dr. Wiryawan Permadi, dr., Sp.OG(K)
Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad
Ilmu Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Perlu Antisipatif Sikapi Perubahan Zaman
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Wiryawan Permadi, dr., Sp.OG(K) mengatakan bahwa ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas mengalami berbagai kemajuan dan tantangan seiring dengan perkembangan zaman. Untuk itu perlu antisipasi agar terus fleksibel dalam menyikapi perubahan. “Saat ini kita berada dalam berbagai era yang harus diantisipasi, era digital, terhubungnya seluruh dunia melalui jaringan internet, dan juga pandemi Covid-19.
Kondisi-kondisi ini tentu mengakibatkan perubahan besar dan progresif dalam tatanan pelayanan kesehatan maupun pendidikan, tidak terkecuali dalam bidang endokrinologi reproduksi dan fertilitas,” kata Prof. Wiryawan. Pada kesempatan tersebut, Prof. Wiryawan membacakan orasi ilmiah berjudul “Ilmu Endokrinologi Reproduksi Dan Fertilitas: Will It Survive Through The Test of Time as a Problem Solver?” dalam rangka Penerimaan Jabatan Guru Besar bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi pada FK Unpad. Orasi ilmiah tersebut dibacakan Prof. Wiryawan
pada upacara pengukuhan yang diselenggarakan di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Rabu (30/3/2022). Prof. Wiryawan mengatakan, ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas, seperti layaknya ilmu-ilmu lain, hadir sebagai problem solver untuk berbagai masalah khas di dalamnya. Namun perlu pula disadari bahwa perubahan terjadi secara terus menerus dalam segala bidang. “Mereka yang tidak dapat mengikuti dinamika perkembangan jaman akan tergerus dengan sendirinya,” ujarnya.
Salah hal satu yang menjadi kekhawatiran adalah, apakah ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas ini akan selamanya menjadi problem solver, alih-alih terlindas oleh perubahan? “Agar suatu ilmu dapat tetap diandalkan menjadi problem solver, maka ia harus fleksibel dalam menyikapi perubahan,” kata Prof. Wiryawan.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa untuk sintas dalam tantangan jaman antara lain, perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti tersedianya sumber daya manusia yang mumpuni, sarana dan prasarana yang mutakhir dan tepat guna, dukungan pembiayaan yang stabil, serta penjagaan aspek etik. Pada kesempatan tersebut, Prof. Wiryawan menyampaikan sumbangan pemikiran untuk perkembangan ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas. Pendidikan endokrinologi reproduksi dan fertilitas harus didasarkan pada latar belakang ilmu dasar serta disampaikan dengan keterampilan mengajar yang tinggi agar terbentuk seorang inovator dan pemikir yang baik.
“Perlu diingat bahwa peserta didik kita adalah seorang pascasarjana, yang tentunya harus diberikan otonomi dan fleksibilitas untuk merancang karir mereka di kemudian hari,” ujar Prof. Wiryawan. Selain itu, ia juga menekankan perlunya menciptakan pembelajar seumur hidup yang akan membawa kemajuan dalam bidang ilmu ini. “Menjadi tanggung jawab kita sebagai pendidik untuk menghasilkan tidak hanya seorang praktisi klinis yang andal, namun juga seorang pembelajar seumur hidup yang akan membawa kemajuan dalam bidang ilmu endokrinologi reproduksi dan fertilitas ini,” kata Prof. Wiryawan.
Perbedaan generasi antara pendidik dan peserta didik pun perlu menjadi perhatian. Untuk itu diperlukan metode penyampaian ilmu yang sesuai. “Namun perkenankan saya menggarisbawahi satu hal yang saya yakini tidak akan pernah lekang oleh zaman, yaitu utamakan adab dan etika sebelum menimba ilmu sedalam-dalamnya,” pesannya.*
Silakan mencantumkan tautan/membuat hyperlink https://www.unpad.ac.id/2022/04/ilmu-endokrinologi-reproduksi-dan-fertilitas-perlu-antisipatif-sikapi-perubahan-zaman/ mengutip unpad@.ac.id [artanti hendiyana] [dadan triawan ]
secara virtual zoom
Rabu, 30 Maret 2022
Pukul 09.00 – selesai
Pengukuhan Guru Besar oleh Rektor Universitas Padjadjaran
Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE.
beserta para Guru Beaar civitas akademika Universitas Padjadjaran.
0 Comments